Tidak terasa sudah beberapa hari saya meluangkan waktu libur di rumah, di sebuah perkampungan dalam kota, yang memang masih sangat kampung. Sebuah desa bernama Ngembiklor, perbatasan Magelang Utara dan Kabupaten Magelang.
Banyak orang yang tidak suka tinggal atau punya rumah di desa, mungkin karena kurangnya fasilitas, perbedaan gaya hidup, dan perbedaan kebiasaan masyarakat (budaya). Tapi menurut saya punya rumah di desa itu enak, meskipun saya sendiri kurang bisa mengikuti budaya desa sini, banyak tetangga yang tahu saya, tapi sayanya nggak kenal mereka (berasa arteiss -_-). Ya memang begitulah hidup di desa, biasanya sekampung kenal semua... Guyup, gotong royong sih iya...tapi yang paling saya suka bukan bagian itunya, melainkan lingkungannya... Masih sangat asri dan nyaman untuk ditinggali. Sungai di depan rumah masih jernih, udara masih sejuk, burung berkicau masih banyak, keluar rumah masih cukup hijau. Yang kurang hanya suara jangkrik...Burung hantu kalau perlu, tapi serem ah ga usah...
Biasanya setelah subuh, masih agak-agak gelap jam 5-an saya sering sempatkan untuk jalan santai berkeliling sampai jauh ke jalan utama (daerah RSJ atau Armada Estate, Jalan A. Yani Magelang) lalu balik lagi. Biasanya masih sepi, yang ada cuma satu dua kendaraan bermotor lewat dan beberapa orang yang juga sedang jalan santai atau jogging. Udara pagi masih sangat sejuk, bahkan bisa dibilang nggak ada polusinya sama sekali, baik buat terapi.
Sampai jam 6 sudah mulai terang, biasanya saya sudah sampai rumah lagi, orang-orang sudah mulai keluar rumah, berangkat membawa urusan masing-masing. Anak-anak pergi sekolah, bapaknya berangkat kerja ada yang kantoran ada yang ke sawah, ibunya ngurusin rumah biasanya nyuci. Beberapa ada yang masih mencuci baju di sungai, maaf, tapi sungai di sini masih sangat bersih sampai dasarnya keliatan dari rumah lantai dua sekalipun, tidak seperti di kota besar yang mau lihat airnya saja sudah jijik.
Di rumah tidak perlu AC atau kipas angin. Seringnya udara di dalam ruangan dingin, sejuk, meskipun kalau siang-siang keluar rumah juga panas terik matahari, tapi tidak sepanas Semarang, Jakarta, atau kota besar lainnya kok. Maklum, daerah pegunungan. Jadi, meskipun berdiam di rumah terus... tetap betah. Bagi orang yang lebih sering di daerah panas, Magelang temasuk surga buat beristirahat. Istirahat di rumah sejuk, mau keluar rumah jalan-jalan juga tidak panas. Apalagi kalau hujan... udaranya menyenangkan. Malam hari, sepi...serem... -_- Kalau di daerah kampung, jam 9 sudah sunyi senyap, kalau di pusat kotanya mulai sepi saat menjelang tengah malam.
Untuk masalah fasilitas, cukup lah buat kota sekecil ini. Yah, supermarket paling pol Giant lah...Mau cari apa juga, di pusat kota juga sudah banyak yang jual, trading center di sekeliling alun-alun kota, swalayan bertebaran di mana-mana. Tidak macet, sudah pasti. Sinyal selular? Beberapa operator sudah 3G/HSDPA, saya yang pake 3 (Three) saja masih lancar ngenetnya. Tempat makan, di tiap sudut kota ada, apalagi saat malam hari. Sarana rekreasi, ada Taman Kyai Langgeng biarpun biasa saja, lagipula tidak jauh dari kota ada Borobudur, air terjun, Ketep, Kopeng (suatu saat, saya pasti punya villa di salah satu daerah situ), mau ke Jogja juga kurang dari sejam sampai. Bioskop... ke laut aja, meskipun masih beroperasi tapi bagaikan tidak eksis. Fasilitas olahraga cukup lengkap, sekarang sudah ada lapangan golf standar internasional, dan di dekat rumah sedang di bangun stadion madya dan pemugaran GOR Samapta jadi sport center.
Saya cukup yakin kota ini bakal jadi kota kecil yang maju, karena banyak pendatang dari luar kota yang punya urusan di sini. Adanya Akmil salah satunya, akademi yang telah menelurkan pembesar-pembesar negara. Juga almamater tercinta, SMA TN, meskipun terletak di kabupaten, tapi toh siswanya kalau pesiar pada ke kota, hoho. Banyak orang sukses yang pastinya bakal rindu dengan kota kecil ini, termasuk saya nantinya, hoho. Buktinya, rekan-rekan alumni banyak yang rindu main-main di Magelang lagi, padahal mereka cuma 3 tahun di sini, apalagi saya, yang dari umur 3 tahun di sini...Tapi tergantung pemerintahnya juga...Asal tidak bandel seperti yang kemarin2 saja...
Yah...puas-puasin deh di rumah, di Magelang. Di Jakarta bakal jarang sekali atau bahkan tidak mungkin saya bisa menemukan situasi seperti di Magelang ini...Tinggal mengitung hari, kira-kira 4 atau 5 hari lagi saya berangkat Jakarta menimba ilmu, agar kelak menjadi bankir yang sukses...Amin.
No comments:
Post a Comment